Selasa, 30 April 2024

MAN 2 Kulon Progo Studi Tiru Penerapan SKS di SMAN 1 Bantul

Bantul (MAN 2 KP). Langkah MAN 2 Kulon Progo untuk menyelenggarakan pembelajaran dengan Sistem Kredit Semester (SKS) terus dimantapkan. Kepala madrasah Hartiningsih, M.Pd., bersama tim manajemen, dan staf kurikulum, melakukan studi tiru penerapan SKS di SMAN 1 Bantul, Jumat (9/4). Kedatangan Hartiningsih, M.Pd., dan rombongan diterima dengan penuh keramahan di Ruang Jodipati oleh kepala SMAN 1 Bantul, Ngadiya, S.Pd., M.M., beserta Koordinator SKS, dan para wakil kepala. “Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya MAN 2 Kulon Progo untuk menyempurnakan pelayanan SKS yang selama ini sudah diterapkan di madrasah sejak Tahun Pelajaran 2020/2021. Dengan kunjungan ini diharapkan kendala-kendala yang dihadapi selama pelayanan SKS di masa pandemi bisa terjawab dan ada gambaran langkah efektif yang akan dilakukan,” tutur Hartiningsih,M.Pd.

Sementara itu, Ngadiya, S.Pd., M.M., mengucapkan selamat datang dan memaparkan bahwa SMAN 1 Bantul adalah sekolah yang pertama kalinya menyelenggarakan pembelajaran SKS dan tahun ini sudah memasuki tahun keempat. “Dari 40 siswa SKS hingga proses berjalannya pembelajaran, tidak sedikit anak yang mengundurkan diri. Namun, dengan pendampingan yang ekstra dalam melayani maka sejumlah 17 siswa SKS dapat masuk SNMPTN dan diterima di PTN ternama seperti UGM, UPN, UNY, ITB, dan lainnya,” sambut Ngadiya mantap.

Selanjutnya, Koordinator SKS SMAN 1 Bantul, Yanti Widjiastuti, S.Pd., M.Hum., mengawali paparannya dengan menyampaikan Strategi Pengelolaan SKS. Strategi itu antara lain penyelarasan dokumen KPST, penyediaan bahan ajar pendukung, instrumen jurnal kerja wali kelas, pemetaan potensi peserta didik, pengelolaan pembelajaran moving mapel (homogen), pengelolaan pembelajaran kelas heterogen, dan pengelolaan E-Rapor, Dapodik, dan PDSS siswa 2 tahun.

Lebih lanjut dalam paparannya Yanti menekankan beberapa hal yang perlu diingat. Bahwa, ciri khas SKS adalah adanya UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri) yang disusun oleh MGMP mapel sekolah guna memfasilitasi siswa yang banyak melakukan kerja kelompok. “Keberhasilan layanan tidak ditentukan oleh kuantitas siswa yang belajar selama dua tahun. Semua anak adalah anak SKS. Ibarat naik tangga, meski sama-sama memulai berjalan namun pencapaian hingga tangga teratas beda hasilnya,” tegasnya.
Yanti juga menggarisbawahi bahwa pendampingan memegang peranan penting karena dalam pemilihan jurusan lanjutan studi, siswa harus benar-benar didampingi. “Kerjasama dengan pihak orang tua juga sangat penting untuk sama-sama berkomitmen, antara lain dengan mengikutkan siswa pada bimbingan belajar di luar sekolah. Biaya pendampingan juga perlu dipikirkan dengan menggunakan dana komite tanpa pungutan dari orang tua,” tambahnya. Dengan lancar, Yanti juga menggambarkan tugas guru memang menjadi bertambah, harus sadar, dan mau melayani. “Bisa jadi dalam satu pertemuan, guru menyiapkan dua hingga tiga materi yang berbeda,” ungkapnya membagi pengalaman saat mengajar.

Koordinator SKS MAN 2 Kulon Progo, Imam Muttaqien, S.T.P., juga menyampaikan sesuai tujuan dari studi tiru antara lain untuk menyamakan persepsi tentang pelaksanaan SKS sesuai regulasi yang ada. “Alhamdulillah, kami bisa mendapat informasi dan pencerahan agar pelaksanaan SKS lebih efektif dan pelayanan kepada semua siswa dengan kecepatan belajar yang berbeda dapat diakomodasi dengan baik,” ungkap Imam seusai acara.
Satu hal yang perlu kita catat adalah, SKS bukan sesuatu yang baru. Ini karena pada pembelajaran regular siswa kelas XII di semester 5 sudah dituntut untuk menyelesaikan semua materi dan di semester 6 untuk persiapan kelulusan. SKS tetap dengan memperhatikan pendidikan karakter bahkan yang terjadi di SMAN 1 Bantul, para siswa SKS ini lebih santun, ramah, proaktif, dan religius. (ast)


 

Bagikan pada...
0 0 votes
Article Rating
1 Comment
Terbaru
Terlama Suara Terbanyak
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
Esti Winarni
Esti Winarni
3 tahun yang lalu

Semoga MANDAKU bisa mewujudkan program SKS dengan lancar dan sepenuh hati.