Jumat, 29 Agustus 2025

Mahujud BPBD DIY; Lebih Baik Mandi Keringat dalam Latihan daripada Mandi Darah dalam Perang

Kulon Progo (MAN 2 KP – MANDAKU) . “Orang-orang yang selamat dari bencana adalah orang-orang yang menyelamatkan diri sendiri dulu dan bukan ditolong orang lain. Menghadapi bencana perlu dengan pengetahuan dan kemampuan. Pengetahuan itu dengan edukasi di kelas dan kemampuan diasah dengan latihan-latihan termasuk simulasi tanggap bencana ini. Lebih baik mandi keringat dalam latihan daripada mandi darah dalam perang.” Demikian sepenggal pesan yang disampaikan Mahujud S. S.Sos, M.Si, Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pencegahan, Kasubbag Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY saat penutupan Simulasi Tanggap Bencana di Kampus 2, MAN 2 Kulon Progo, (17/3/2022) lalu.

Seperti yang telah tertulis di berita sebelumnya bahwa Kulon Progo, MAN 2 Kulon Progo telah menyelenggarakan Simulasi Tanggap Bencana yang diikuti oleh para siswa, guru, dan pegawai. Kegiatan tersebut di hadiri oleh H. Muhammad Wahib Jamil, M.A., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo, Mahujud S. S.Sos, M.Si, Sunardi dari BPBD Kabupaten Kulon Progo, dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kulon Progo.

Adapun tujuan utama dari Simulasi Tanggap Bencana  agar siswa lebih familiar bagaimana menyelamatkan diri-sendiri. Mereka harus bersikap tenang sehingga bisa menjalankan tata urutan cara menyelamatkan diri. Seperti bila saat terjadi gempa, anak-anak yang berada di dalam Gedung harus menutup kepala, berlindung dari reruntuhan, dan cepat-cepat keluar ruang. Menyelamatkan diri sendiri pun harus dengan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (capability). Lalu bila memungkinkan baru menolong yang terdekat, dan selanjutnya, untuk itu diperlukan skenario.

Simulasi diawali dengan suasana pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran berlangsung terjadi gempa. Bunyi sirine tanda bahaya pun memenuhi seluruh ruang. Guru dan peserta didik menyelamatkan diri dengan melindungi kepala, bersembunyi di tempat yang aman, dan keluar ruang melalui jalur evakuasi menuju tempat yang aman. Pihak penyelenggara madrasah melakukan langkah menyusur ruang untuk mencari guru atau peserta didik yang tertinggal di kelas. Kepala madrasah mengoordinasikan langkah-langkah penyelamatan dan evakuasi korban, juga menunjuk seorang guru untuk memberikan trauma healing.

Selanjutnya langkah-langkah penutupan gerbang agar situasi aman terkendali juga dilakukan. Korban-korban luka berat dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.  Sementara itu, kepala madrasah lapor kepada BPBD dan Kantor Kementerian Agama tentang situasi madrasah. Kepala Kantor memberikan arahan-arahan penanganan korban dan menjaga madrasah agar tetap kondusif.

Tampak dari awal simulasi ketika gempa, terjadi kegaduhan yang luar biasa seakan-akan terjadi gempa yang sesungguhnya. “Simulasi berjalan dengan sangat baik, sesuai skenario, semua yang terlibat menjiwai peran yang diembannya,” ungkap  Mahujud. (giant/ast)

 

Bagikan pada...

Lihat juga

Siswa MAN 2 Kulon Progo Praktik Tataboga dan Manajemen Usaha Kuliner Berbasis Media Sosial

Kulon Progo (Humas MAN 2 Kulon Progo) – Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, siswa kelas XII …

2 Komentar

  1. Alhamdulillah sukses selalu MANAKU.

  2. Imam Muttaqien, STP

    Alhamdulillah sukses..👍👍👍

Tinggalkan Balasan ke Imam Muttaqien, STP Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *