Kulon Progo (MAN 2 KP – MANDAKU) . Simulasi Tanggap Bencana yang digelar di MAN 2 Kulon Progo Kampus 2, terbilang sukses, (17/3/2022). Hal ini tak luput dari pengamatan Mahujud S. S.Sos, M.Si, Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pencegahan, Kasubbag Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY . Ia menilai bahwa simulasi berjalan dengan sangat baik, sesuai skenario, semua yang terlibat menjiwai peran yang diembannya.
“Kapasitas warga MAN 2 Kulon Progo tampak sekali. Persiapan pastilah sudah dijalankan dengan matang, peralatan memadai, alat komunikasi sangat mencukupi, alat dan jalur evakuasi dipersiapkan dengan matang, vesilitas kesehatan dan ambulans tersedia. MAN 2 Kulon Progo nampak sigap dalam bekerja sama dengan PMI,” terangnya. Ia juga menilai bahwa warga madrasah sudah memahami melakukan tindakan yang reaktif menghadapi kondisi darurat bencana. Masing-masing sudah memainkan perannya dengan baik, yang terformulasikan dalam tim tanggap bencana madrasah.
Saat diminta pesan untuk MAN 2 Kulon Progo, Mahujud memberikan pesan agar semua warga madrasah meningkatkan mingkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Karena tanggap bencana itu ditentukan oleh aktivitas pra-bencana. Menggeser dari responsive, merespon dari bencana yang ada, ke preventif partisipatif yakni upaya pencegahan dengan tiga filosofi.
Pertama, menjauhkan bencana dari masyarakat, Kedua, menjauhkan masyarakat dari bencana. Di madrasah kita ini bagus karena semua dirancang untuk menghadapi kemungkinan yang ada. Pondasi bangunan yang tahan gempa, tidak banyak unsur kaca, dan ada jalur evakuasi. Ketiga, membuat hidup masyarakat harmoni di tengah kondisi bencana. “Dalam konteks MAN 2 Kulon Progo misalnya, bagaimana warga madrasah bisa tetap melakukan aktivitas belajar yang harmoni di tengah kondisi bencana yang ada. Jangan sampai bencana ini menjadi halangan untuk melakukan aktivitas. Bagaimana agar bisa hidup harmoni di tengah bencana, itulah pentingnya adanya pendidikan dan pelatihan,” tegas Mahujud.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa pendidikan tentang kebencanaan dapat dipelajari dalam materi-materi yang bisa disisipkan dalam pembelajaran. Sedangkan kemampuan bisa diasah melalui simulasi. Simulasi tanggap bencana idealnya dilakukan minimal enam bulan sekali. Kalau kesulitan bisa dikerjakan sekali setahun, misalnya dalam penyelenggaraan Matsama atau MOS sehingga siswa baru juga mengenal kerentanan bencana yang mungkin terjadi di madrasah. Siswa baru juga akan mengetahui prosedur tetap pengamanan bencana di madrasah, sehingga siswa baru tahu bagaimana menyelamatkan diri.
“MAN 2 Kulon Progo sudah dalam predikat Satuan Pendidikan Aman Bencana. Tahun ini masih dalam terminologi masa pembentukan dan pengembangan. Pihak madrasah harus mengembangkan diri, bisa bekerja sama dengan Sekretariat Daerah Satuan Pendidikan Tanggap Bencana yang ada di DIY, kantornya di Dinas Dispora DIY, atau wakilnya ada Kanwil Kemenag DIY. Madrasah juga harus segera naik ke level Madya. Madrasah bisa membuat rancangan tanggap bencana secara mandiri. Semoga MAN 2 Kulon Progo segera menjadi madrasah pilot project dalam penanggulangan bencana,” pungkasnya. (giant/ast)
Alhamdulillah 👍👍👍
Filosofi kita menjauhkan bencana, menjauhi bencana dan hidup harmoni di tengaj bencana
Alhamdulillah..👍
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari bencana ..
Mandaku siaga, tanggap dan tangguh bila terjadi kebencanaan.