Kulon Progo (MAN 2 KP- Mandaku) – Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara. Itulah materi yang disampaikan dengan atraktif dan komunikatif oleh Dr Muqowim, M.Ag. dosen UIN Sunan Kalijaga di hadapan 230 peserta Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) kelas X di Hall Gedung Pusat Pembelajaran, Kamis (14/07/2022).
Labih lanjut Muqowim mengatakan bahwa KTT ulama seratus negara tahun 2018 menghasilkan tujuh butir nilai moderasi beragama. “Ketujuh tersebut meliputi tawassut (posisi di tengah tengah dan lurus); i’tidal (berperilaku proporsional, adil dan bertanggung jawab); tasamuh (menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan); syura (mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah); islah (keterlibatan dalam tindakan konstruktif untuk kebaikan bersama); qudwah (merintis inisiatif mulia untuk kesejahteraan umat manusia); dan muwathanah (mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan,“ jelasnya.
“Moderasi beragama perlu diterapkan di madrasah agar siswa memahami bahwa keragaman merupakan sunatullah. Hal tersebut sudah tertera dalam ayat qouliyah dan qauniyah,” mbuhnya.
Muhammad Fizry Rizki Wahadi, peserta Matsama merasa senang setelah mendapatkan materi Moderasi Beragama. ”Ternyata moderasi beragama itu sangat indah. Saya menjadi semakin percaya diri dan bertoleransi terhadap umat beragama yang lain,” ungkapnya dengan berseri-seri diakhir sesi. (est/ast)
Keberagaman melatih untuk belajar memahami sesama.
Betul bu