Kulon Progo (MAN 2 KP-MANDAKU). Dalam upaya mencapai kemandirian menuju madrasah digital dalam rangka menhadapi tuntutan pelayanan yang serba digital, MAN 2 Kulon Progo menyelenggarakan Workshop Madrasah Digital, Rabu (22/6/2022). Acara digelar di Aula Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu, Kampus 2 dan diikuti oleh 55 guru. Sebagai narasumber, Pius Dian Widi Anggara, S.Si, M.Cs., dan Kuindra Iriyanta S.Kom., dari Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) Yogyakarta.
Kurnia Panca Dewi, M.Sc, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, dalam sambutannya menyatakan bahwa media pembelajaran bagi guru merupakan bagian tak terpisahkan karena media digunakan untuk mempermudah menyampaikan materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran media bisa berfungsi untuk merangsang, menarik minat para siswa agar dapat mengikuti proses belajar dengan baik, sehingga tujuan dan proses pembelajaran tercapai.
“Bapak dan Ibu Guru, setelah pertemuan beberapa waktu yang lalu kita telah belajar Canva, kali ini kita akan memperdalam penggunaan powerpoint. Saya yakin Bapak Ibu sudah mengetahui dasar-dasar menyajikan materi pelajaran dengan powerpoint. Mari kita maksimalkan penggunaan media ini. Kita buat animasinya, kita isi dengan suara atau video. Semoga usaha kita ini memudahkan kita dalam menyampaikan materi pelajaran dan menarik bagi siswa,” pungkasnya.
Ketika mengawali menyampaikan materi, Pius menyampaikan bahwa dalam penggunaan teknologi digital perlu infrastruktur, yakni ketersediaan sarana dasar terutama koneksi internet, perlunya intervensi dalam membangun infrastruktur dan fasilitas berupa ketersediaan alat yang memadai. Selain itu, diperlukan pula tools yang memenuhi kebutuhan pembelajaran daring serta ruang offline dan virtual. Literasi TIK bagi guru perlu juga ditingkatkan sehingga akan tercipta kreativitas dalam mengembangkan konten pembelajaran, didukung desain kurikulum dan regulasi yang jelas dari institusi.
Selanjutnya Pius menyampaikan tata urutan presentasi materi menggunakan powerpoint. Ada tiga tahap yang mesti dilalui, pertama, pra-produksi, yaitu pengambilan topik dalam kurikulum lalu membuat storyboard atau skenario. Kedua, produksi, yaitu proses pengambilan dan edit gambar, perekaman suara, pengisian musik, perekaman video, dan proses animasi. Ketiga, pasca-produksi, yaitu editing video, preview, ujicoba, dan distribusi.
Didampingi Pius dan Kuindra, materi workshop lebih banyak ditekankan pada praktik pembuatan presentasi pembelajaran menggunakan powerpoint dari pembuatan storyboard atau skenario presentasi, hingga pembuatan video untuk presentasi power point.
Salah satu peserta workshop, Warsito, S.Pd., guru matematika, antusias mengikuti acara tersebut. Hal ini karena ia masih merasa kesulitan membuat presentasi mata pelajaran matematika menggunakan power point. Ia menyatakan beberapa materi akan mudah dipahami oleh siswa bila disampaikan dengan powerpoint ini. “Sangat membantu saya, tetapi sebaiknya peserta workshop diberikan modul atau diktat,” pintanya. (giant/ast)
Alhamdulillah…👍👍👍
Alhamdulillah semoga ada kelanjutannya lagi. Menyenangkan belajar membuat media pembelajaran yang menarik.