Syawalan di MAN 2 Kulon Progo Kokohkan Silaturahmi

Kulon Progo. (MAN 2 Kulon Progo-MANDAKU). “Kokohkan Silaturahmi untuk MAN 2 Kulon Progo CeTTAR MEMPESONA”, itulah tema yang diusung dalam acara syawalan keluarga besar MAN 2 Kulon Progo di aula Kampus 2, Sabtu (7/5/2022). Hadir Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kulon Progo H. Muhammad Wahib Jamil, S.Ag., M.Pd., Pengawas Madrasah Hj Kalimah, S.Ag., M.Ag., mantan Kamad MANDAKU (2015-2019) Hj. Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum., para sesepuh guru dan pegawai yang sudah purnatugas, guru dan pegawai pindah tugas, komite madrasah, Bapak Ibu guru dan pegawai beserta keluarga. Acara dibuka dengan lantunan indah Kalam Wahyu Ilahi oleh Saswita, S.Pd.I.

Kepala MAN 2 Kulon Progo Hartiningsih, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bapak Ibu guru dan para siswa yang telah berkontribusi khususnya selama bulan Ramadhan. Berjibaku tiap Jumat untuk memberikan takjil yang dibagikan kepada Ponpes, Panti Asuhan, dan masjid, serta masyarakat yang membutuhkan. Anak-anak Tata Boga dibantu OSIS dan MIY memasak sendiri, menyajikan, dan membagikan kepada masyarakat.

“MAN 2 Kulon Progo adalah rumah kita bersama, melalui tangan-tangan Bapak Ibu semua, MAN 2 Kulon Progo menjadi seperti sekarang ini dan kedepan  kami tetap mengharap doa dan kerjasamanya. Dengan syawalan ini semoga makin mengokohkan silaturahmi untuk MAN 2 Kulon Progo CeTTAR MEMPESONA. CeTTAR adalah moto layanan di MAN 2 Kulon Progo yang berarti Cepat, Tepat, Transparan, Amanah, dan Ramah. Sedang MEMPESONA adalah tagline Kanwil Kemenag DIY yang berarti Membangun, Moderasi, Profesional, Normatif, dan Akuntabel,” jelas Hartiningsih.

Suasana syawalan makin hangat saat Drs. H. Suwardi menyapa seluruh sesepuh tamu undangan dan mengajak bernostalgia tentang awal mula MAN 2 Kulon Progo. Ia juga mengingatkan agar kita selalu bersyukur atas nikmat Allah khususnya bagaimana perjalanan, jejak sejarah MAN 2 Kulon Progo, dari mulai PGA (Pendidikan Guru Agama), hingga menjadi MAN 2 Wates dan MAN 2 Kulon Progo. “Semuanya berperan, tapi jangan pernah merasa menjadi paling baik. Jikalau kita ikhlas di dalamnya maka kenikmatan luar biasa, bila tidak maka amalan kita tidak akan diterima Allah SWT. Kebahagiaan dunia akhirat bukan tentang jabatan tetapi bagaimana ketaatan kita kepada Allah SWT,”papar Eyang Kung, sapaan akrab Suwardi, guru Sosiologi MANDAKU yang sudah purnatugas sekitar 3 tahun lalu.

Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan purnatugas salah satu pegawai MAN 2 KP yakni Sarjono dan dilanjutkan halalbihalal. (ast)