Kulon Progo (Humas MAN 2 Kulon Progo) – Pembelajaran mendalam (deep learning) yang mendorong siswa memahami materi secara utuh, berpikir kritis, dan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata menjadi salah satu materi utama yang disampaikan dalam Workshop Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan MAN 2 Kulon Progo pada Senin, 23 Juni 2024. Bertempat di Aula Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu (GPPT), Jalan Pahlawan, Gotakan, Panjatan, kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan sebanyak 63 peserta.
Workshop ini yang dibuka oleh Kepala MAN 2 Kulon Progo tersebut menghadirkan empat tema utama:
- Pembelajaran Coding dan Kebijakan Pendidikan sebagai Upaya Penguatan IPTEK bagi Siswa Madrasah oleh Hj. Kalimah, S.Ag., M.A. (Pengawas Madrasah Kankemenag Kulon Progo)
- Deep Learning Model: Concept and Implementation oleh Sari Oktafiana, S.So., M.A.
- Pembelajaran Berbasis IT dengan JMD (Jaringan Madrasah Digital) oleh tim dari Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY
- Penguatan Pelayanan Prima “Cettar Mempesona” sebagai Wujud Pelayanan Publik Madrasah
Kepala MAN 2 Kulon Progo, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya strategis dalam mendorong guru madrasah untuk terus mengembangkan kapasitas dan berinovasi dalam pembelajaran maupun pelayanan.
“Saat ini, guru tidak cukup hanya mengajar dengan metode lama. Dunia berubah, dan pembelajaran harus menyesuaikan. Kita ingin siswa kita menjadi generasi yang berpikir kritis, melek teknologi, dan memiliki kepedulian sosial. Itu hanya bisa dicapai jika gurunya terus belajar,” tutur Hartiningsih.
Sesi kedua yang disampaikan oleh Sari Oktafiana menjadi perhatian peserta karena membahas secara mendalam tentang pembelajaran mendalam sebagai pendekatan yang berbeda dari pembelajaran permukaan (surface learning) yang hanya menekankan hafalan.
“Dalam pembelajaran mendalam, siswa diajak benar-benar memahami apa yang mereka pelajari. Mereka berpikir kritis, mengaitkan materi dengan pengalaman hidupnya, dan belajar secara sadar, bermakna, dan menggembirakan,” jelas Sari.
Ia menyebutkan ciri-ciri pembelajaran mendalam, antara lain:
- Siswa aktif bertanya dan berpikir
- Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman nyata
- Proses belajar berlangsung dengan kesadaran dan keterlibatan emosi
- Mengembangkan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara seimbang
Sebagai contoh, ia mengangkat materi Sosiologi dengan topik “Dampak Perubahan Iklim terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi”. Guru dapat membuka pelajaran dengan pertanyaan seperti: “Apakah kalian pernah mengalami musim kemarau panjang atau banjir yang datang tiba-tiba di sekitar rumah kalian?”
Dari situ, siswa diminta berbagi pengalaman pribadi dan mendiskusikan dampaknya bagi kehidupan keluarga atau masyarakat sekitar, misalnya sawah gagal panen atau naiknya harga pangan.
Dengan pendekatan ini, menurut Sari, pembelajaran menjadi bermakna karena siswa mampu menghubungkan pelajaran dengan dunia nyata, mengembangkan kesadaran sosial, dan merasa bahwa apa yang mereka pelajari relevan dengan kehidupan mereka.
Kegiatan workshop ditutup dengan penyampaian materi sesi ketiga dan keempat serta refleksi bersama seluruh peserta sebagai bekal penguatan mutu pembelajaran dan pelayanan di lingkungan MAN 2 Kulon Progo. (gia)
Luarbiasa sgt bagus