Magelang (Humas MAN 2 Kulon Progo-Mandaku). Usai melakukan kunjungan di Pondok Pesantren Raudlotul Furqon Azamana, para santriwati Boarding Miftahul Ulum MAN 2 Kulon Progo mengunjungi makam para aulia di Santren dan Gunung Pring di Muntilan Magelang, Sabtu (8/1/2023). Sebanyak 26 santriwati mengikuti kunjungan tersebut dengan para pendamping Dra. Siti Muslimah, M.Pd, Koordinator Boarding, Musrifah Boarding, Mawaddatur Rohmah Husein, guru pembina Zaenal Mustofa, S.Ag, Ahmad Lukman Hakim, M.Hum., dan Muhammad Ikhwan Rois, S.Pd.I.
Menurut Siti Muslimah, kunjungan atau ziarah ke makam para aulia di Santren dan Gunung Pring di Muntilan Magelang ini selain untuk mendoakan para aulia, juga untuk mengenal para pendakwah yang menyebarkan Islam di daerah Magelang dan sekitarnya. Para siswa diharapkan mengerti silsilah mereka dan memahami kegigihan mereka dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam.
Gunung Pring adalah wilayah yang terletak di sebelah selatan kota Muntilan. Di Gunung Pring ini menjadi komplek pendidikan dua organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Area pemakaman terletak di bukit yang dipenuhi pohon bambu (Jawa: pring atau empring) yang terletak pada ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut. Pada pemakaman ini dimakamkan Kyai Raden Santri yang bergelar Pangeran Singasari. Ia adalah keturunan raja terakhir Majapahit, Brawijaya V. Sebagian besar anak keturunannya dimakamkan di area ini.
Di pemakaman Gunung Pring juga terdapat makam Kyai Haji Dalhar, atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Dalhar, pendiri pondok pesantren Darussalam. Pondok pesantren tersebut berada di sebelah timur Pemakaman Gunung Pring. Mbah Dalhar lahir pada tanggal 10 Syawal 1286 Hijriah atau pada tanggal 12 Januari 1870 M. Ayahnya bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Abdurrauf, kakek Mbah Dalhar adalah salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro. Nasab Mbah Dalhar sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Walaupun dimakamkan di Gunung Pring, Mbah Dalhar bukan keturunan Kyai Raden Santri atau Pangeran Singosari.
Selain area makam Gunung Pring, para santri juga mengunjungi area makam Santren, Watucongol yang terletak 300 meter arah timur Gunung Pring. Area makam santren terdapat makam Mbah Mad (KH. Ahmad Abdul Haq) putra KH Dalhar. Di sini juga terdapat Pondok Pesantren Darussalam yang didirikan oleh KH Dalhar.
Siti Rafiqoh, salah satu santriwati, mengungkapkan rasa kagumnya setelah mengetahui nasab dan perjuangan para ulama yang dimakamkan di Gunung Pring dan Santren Watucongol. “Kunjungan kali ini adalah kunjungan yang sangat berharga bagi saya. Saya memahami mengapa Islam berkembang pesat di Muntilan dan Magelang. Ternyata kakek Mbah Dalhar adalah panglima perang Pangeran Diponegoro saat terjadi perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825 hingga 1830,” ungkapnya. (giant/ast)