Jumat, 7 November 2025

Kalkulator Selamatan Orang Meninggal

Tradisi Petungan Hari Peringatan Orang Meninggal dalam Budaya Jawa

Dalam tradisi Jawa, terdapat rangkaian upacara peringatan kematian yang disebut petungan atau selamatan. Tradisi ini mencerminkan kepercayaan spiritual dan nilai budaya tentang perjalanan roh setelah kematian. Berikut penjelasan lengkap setiap tahapannya:

1. Nelung Dina (3 Hari)

Peringatan pertama dilakukan pada hari ketiga setelah kematian. Keluarga mengadakan tahlilan dan doa bersama. Dalam kepercayaan Jawa, pada hari ketiga roh mulai menyadari bahwa dirinya telah meninggal dan berpisah dari jasadnya. Keluarga berkumpul untuk mendoakan agar roh almarhum tenang dan diterima di sisi Tuhan.

Makna: Masa awal kepergian, di mana keluarga masih dalam kesedihan mendalam dan roh masih dekat dengan dunia.

2. Mitung Dina (7 Hari)

Pada hari ketujuh, diadakan selamatan yang lebih besar. Dipercaya bahwa pada masa ini roh mulai beradaptasi dengan alam barzakh (alam antara). Keluarga menyiapkan sesaji dan mengundang tetangga serta kerabat untuk berdoa bersama.

Makna: Pelepasan bertahap, di mana keluarga mulai menerima kepergian dan mendoakan perjalanan roh ke alam berikutnya.

3. Matang Puluh (40 Hari)

Peringatan 40 hari merupakan tonggak penting. Dalam tradisi Islam yang menyatu dengan budaya Jawa, 40 hari dianggap sebagai masa transisi sempurna. Roh dipercaya telah sepenuhnya meninggalkan ikatan duniawi dan fokus pada pertanggungjawaban di akhirat.

Makna: Penutupan masa berkabung intensif. Keluarga diharapkan mulai kembali ke kehidupan normal sambil terus mendoakan almarhum.

4. Nyatus (100 Hari)

Selamatan 100 hari sering disebut juga “nyatus”. Pada tahap ini, keluarga mengadakan kenduri yang cukup besar dengan harapan pahala dari doa dan sedekah dapat sampai kepada almarhum. Ini juga menjadi momen refleksi tentang kehidupan yang telah ditinggalkan.

Makna: Penguatan doa dan amal untuk almarhum, serta pengingat bagi yang hidup tentang kefanaan dunia.

5. Pendhak Pisan/Mendak Sepisan (1 Tahun)

Peringatan setahun pertama atau “pendhak pisan” menandai satu putaran penuh sejak kepergian. Biasanya diadakan acara yang meriah dengan undangan keluarga besar dan tetangga. Ini menjadi penutup masa berkabung formal dalam tradisi Jawa.

Makna: Perayaan kenangan dan syukur atas kehidupan almarhum, serta penguatan ikatan keluarga yang ditinggalkan.

6. Pendhak Pindho/Mendak Kalih (2 Tahun)

Peringatan dua tahun tetap dilakukan meski biasanya dengan skala lebih sederhana dibanding tahun pertama. Ini menunjukkan bahwa kenangan dan doa untuk almarhum tetap berkelanjutan.

Makna: Kesinambungan doa dan tidak melupakan jasa-jasa almarhum dalam kehidupan keluarga.

7. Nyewu (1000 Hari)

Peringatan terakhir dalam rangkaian petungan adalah pada hari ke-1000 (sekitar 2 tahun 9 bulan). Ini dianggap sebagai penutup resmi seluruh rangkaian upacara. Setelah ini, peringatan biasanya hanya dilakukan saat hari raya tertentu atau haul (peringatan tahunan).

Makna: Penutupan siklus lengkap peringatan formal, dengan harapan almarhum telah tenang di alam sana dan keluarga telah sepenuhnya ikhlas melepaskan.


Filosofi di Balik Tradisi

Rangkaian petungan ini mengandung beberapa nilai penting:

  1. Ikatan Kekeluargaan: Setiap peringatan menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan keluarga
  2. Kepedulian Sosial: Mengundang tetangga dan membagikan makanan sebagai wujud berbagi
  3. Spiritual: Doa bersama untuk mendoakan almarhum
  4. Proses Penerimaan: Membantu keluarga melalui tahapan grief (kesedihan) secara bertahap
  5. Kenangan: Menghormati dan mengingat jasa-jasa orang yang telah tiada

Meski berakar dari tradisi pra-Islam, petungan telah berakulturasi dengan nilai-nilai Islam Jawa, di mana doa dan tahlilan menjadi inti dari setiap peringatan. Bagi masyarakat Jawa, tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi manifestasi cinta dan penghormatan kepada orang yang telah berpulang.

Ikhtisar Aplikasi:

  1. / Revisi pada beberapa penghitungan
  2. + Reminder pada kolom keterangan
  3. + Share WhatsApp
  4. + Eksport untuk bisa dicetak ke pdf atau ke print kertas.

 

Semoga bermanfaat.

Jangan lupa tombol Like di bawah ini jika Anda mendapatkan kemanfaatannya.
Thnks 4 All Netizen
coded by pak 2uL
Bagikan pada...

12 Komentar

  1. Alhamdulillah Berkah Kalkulator Kalender Selametan Orang Meninggal ini sangat membantu pakai banget, kenapa kok g kenal drdl ya,,, dulu tiap memperingati 1 tahunnya ya saya kirim sesuai tanggal meninggalnya tanggal jawa, ternyata ada majunya, Ya Allah ternyata telat ngirim Doa nya.

  2. Ku ketik beberapa kali kok 8 februari 2025 keluarnya sabtu kliwon padahal, sabtu legi

  3. Masih ada kesalahan hari pasaran ga kaya situs milik walisongo

  4. Terima informasi nya.
    Membantu saya untuk mencari hitungan selamatan orang tua saya.

  5. Terima kasih atas masukkannya. bbrp hal masih meleset pada bagian perhitungan pasaran. akan sy review dan revisi kode lagi.

  6. Kapan saya mati

  7. Tidak ada

  8. 5 Desember 2024 disini hari’ e kamis.. padahal sy liat tgl an hari Selasa

  9. Kog gk klop yaa..hari dan pasaran setelah saya liat di klnder tgl 6 september 2025 sabtu legi..knp dihitungsn sini kog sabtukliwon

Tinggalkan Balasan ke bu hid Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *