Selasa, 1 Juli 2025

Santri Boarding School Miftahul Ulum MAN 2 Kulon Progo Wisata Religi dan Ziarah

Kudus (Humas MAN 2 Kulon Progo). Mengakhiri liburan akhir Tahun Ajaran 2022/2023, santriwatiΒ  Boarding School Miftahul Ulum MAN 2 Kulon Progo melakukan wisata religi ke daerah Jawa Tengah, Sabtu (15/7/2023). Tempat yang dituju yakni situs dakwah Islam pada abad 15. Koordinator Pengelola Boarding School MAN 2 Kulon Progo, Dra. Siti Muslimah, M.Pd. menyatakan bahwa tempat wisata religi kali ini adalah situs-situs peninggalan Sunan Kudus, Masjid Al Aqsa atau Masjid Menara Kudus, dan kompleks Makam Sunan Kudus yang terletak di Pejanten Kauman Kudus dan kompleks Makam Sunan Kalijaga yang terletak diΒ  Kadilangu Demak Jawa Tengah.

β€œWisata religi kali ini untuk mendalami perjuangan penyebaran dakwah Islam yang bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam pertama, Demak Bintoro, hingga Kerajaan Pajang Surakarta dan awal Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Wisata religi juga sebagai kegiatan untuk menyambut kedatangan tahun 1445 Hijriah. Melalui wisata religi diharapkan para santri atau peserta didik dapat membayangkan dan mengambil hikmah kegigihan Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam di pesisir utara Jawa dan pedalaman hingga pantai selatan Jawa,” tutur Siti Muslimah.

Bertindak sebagai guide dan narator wisata religi 2023 adalah Sugiyanta, S.Ag., M.Pd.. Guru bahasa Inggris ini berhasil menggambarkan suasana berdirinya kerajaan Islam pertama, Demak Bintoro dan suksesi raja-rajanya sampai awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Ia juga menyampaikan peran Sunan Kudus, sebagai Imam Besar Masjid Agung Demak, sejak Raden Patah dinobatkan sebagai Raja Demak Bintoro.

Dijelaskan bahwa Sunan Kudus atau Imam Ja’far Shadik, sunan yang bergelar Waliyul β€˜Ilmi, menjadi penasihat hukum bahkan menjadi panglima perang Kerajaan Demak Bintoro. Semua raja Demak, dan adipati di sekitar Demak, adalah para santri Sunan Kudus.

Sugiyanta juga menyampaikan bahwa Sunan Kalijaga yang bernama asli Raden Mas Sahid, lebih banyak menyebarkan Islam di daerah pedalaman Jawa, seperti Ambarawa, Sragen, Boyolali, dan Yogyakarta. Sunan Kalijaga, di samping Sunan Kudus, menjadi guru Sultah Hadiwijoyo, raja Pajang (setelah ibu kota Demak, dipindah ke Pajang). Sunan Kalijaga merupakan mubalig keliling. Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga adalah wali sanga yang saling melengkapi. Sunan Kudus lebih banyak mengajarkan syariat Islam, sementara Sunan Kalijaga lebih banyak bergerak pada akulturasi budaya.

Salah satu guru pendamping, Isnani, S.Pd. mengungkapkan bahwa Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Mereka berdakwah menyebarkan Islam dengan cara yang moderat, tanpa kekerasan, dan bahkan melalui budaya yang sudah dijalani oleh warga masyarakat.

Berbeda dengan Isnani, guru pendamping lainnya, Ahmad Lukman Hakim, S.Hum., lebih tertarik dengan bagaimana saat Sunan Kudus melakukan khotbah di hadapan para santrinya. β€œSaat memasuki Masjid Al-Aqsa saya membayangkan Sunan Kudus menyambut kedatangan kami semua. Lalu menjadi imam salat Zuhur dan memberikan khotbah atau nasihat singkat kepada kami semua, β€œtuturnya.

Sementara itu Ana Dzuhrina, salah satu peserta mengungkapkan bahwa ia banyak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang penyebaran Islam pada abad 15 di Jawa. Ia mengaku, kini semakin paham bahwa orang-orang pribumi sudah menolak dan memerangi dan mengusir bangsa penjajah, utamanya bangsa Portugis, yang memulai monopoli perdagangan di nusantara. Ini ditandai dengan wafat Adipati Unus yang wafat di Semenanjung Malaka karena bersama-sama kerajaan Aceh berusaha mengusir bangsa Portugis. Oleh karenanya, ia disebut Pangeran Sabrang Lor.Β (giant/ast)

Bagikan pada...

Lihat juga

MAN 2 Kulon Progo Selenggarakan DIANPINSAT untuk Pembinaan Dewan Ambalan

Kulon Progo (Humas MAN 2 Kulon Progo) – Dalam rangka meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan manajerial …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *