Kulon Progo (MAN 2 KP). Berubahnya kebiasaan anak akibat pandemi, menjadi sorotan Kepala MAN 2 Kulon progo. “Adanya pandemi ini, membuat anak-anak kita banyak yang beralih mencari uang daripada belajar. Tapi itulah tantangan kita. Ingat bahwa program SKS ini punya nilai jual yang tinggi. Apalagi kita sudah memiliki nilai plus sebagai madrasah keterampilan, madrasah pelayanan SKS, dan madrasah riset.” Demikian Hartiningsih, M.Pd. mengingatkan pada seluruh tim pelaksana Sistem Kredit Semester (SKS) saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan SKS di Ruang Ava, Kampus 1, Senin (15/02/2021) lalu.
Mulai tahun pelajaran 2020/2021, MAN 2 Kulon Progo diberikan amanah sebagai madrasah piloting program SKS. Hal yang menjadi pokok bahasan utama dalam rapat tersebut adalah permasalahan yang muncul selama pelaksanaan SKS. Imam Muttaqien, S.T.P., ketua tim pelaksanaan SKS, menyatakan bahwa secara umum permasalahan tersebut berasal dari siswa, guru, dan kurangnya sosialisasi. “Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan SKS pada semester lalu adalah beberapa administrasi SKS yang belum maksimal, adanya siswa yang belum tuntas, dan kurangnya sosialisasi tentang SKS ke siswa dan orang tua yang memang program ini dimulai bersamaan dengan adanya pandemi,” jelas Imam.
Menanggapi hal tersebut, Hartiningsih menyatakan perlunya tindak lanjut sesegera mungkin agar permasalahan-permasalahan tersebut bisa segera diselesaikan. “Perangkat administrasi SKS agar segera dilengkapi, menyusun SOP untuk menangani anak-anak yang bermasalah, dan mengadakan koordinasi dengan wali kelas sebagai ujung tombak informasi SKS,” tegasnya. (lis/ast)
Semoga MANDAKU selalu melayani masyarakat dengan sepenuh hati.