Selasa, 30 April 2024

Pesantren Ramadan MAN 2 Kulon Progo: Gelar Simulasi Fikih Pernikahan

Kulon Progo, (Humas MAN 2 Kulon Progo) – “Bismillahirrahmanirrahim. Anak Mas, Muhammad Akhwan Nugroho, kula nikahaken lan kula dhaupanken kalayan anak wadon kula, Assifa Hamadah Chusna, kanthi mas kawin 30 gram emas lan pangaos 1 juta rupiah kabayar lunas,” kalimat yang diucapkan oleh ayah Assifa yang didampingi seorang penghulu dan petugas pencatat pernikahan dalam acara ijab qabul pernikahan yang berlangsung secara khidmat di Aula Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu Kampus Pusat MAN 2 Kulon Progo di Jalan Pahlawan Panjatan pada Selasa, 2 April 2024.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pesantren Ramadan 1445 H, MAN 2 Kulon Progo menggelar simulasi pernikahan yang meriah di Aula Gedung Pusat Pembelajaran Kampus Pusat. Acara yang berlangsung pada Selasa ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI. Simulasi pernikahan ini melibatkan semua siswa dalam peran-peran kunci, seperti penghulu, pengantin putra dan putri, wali pengantin, para saksi, serta pengacara atau MC, bersama dengan para tamu undangan yang turut menyaksikan keseruan acara yang diperankan oleh para siswa kelas X.

Kegiatan ini tidak hanya sekedar permainan biasa, tetapi melibatkan aspek keagamaan dan budaya yang kental dengan identitas daerah. Para siswa diminta untuk memperagakan prosesi pernikahan sesuai dengan tata cara Islam dan budaya yang berlaku di Yogyakarta atau Jawa Tengah.

Ketua panitia Pesantren Ramadan, Suratono, S.Pd.I, menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan untuk mendalami pemahaman fiqih pernikahan yang menjadi materi pelajaran Fiqih kelas XI. Lebih dari itu, kegiatan ini juga terkait erat dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P2RA), mata pelajaran Seni Budaya, bahasa Jawa dan Pendidikan Kewarganegaraan.

“Acara ini tidak hanya sekadar simulasi pernikahan biasa, namun juga sebuah kompetisi yang diikuti 7 kelas XI. Melalui kegiatan ini, kami ingin siswa dapat lebih mendalami nilai-nilai keagamaan, budaya, serta kebersamaan. Simulasi pernikahan ini pun menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berkolaborasi, yang merupakan bagian penting dari pendidikan di MAN 2 Kulon Progo.” ujar Suratono.

Eni Tutut Supangati, S.Pd, guru pengampu matapelajaran bahasa Jawa mengungkapkan kebanggaanya saat menyaksikan simulasi pernikahan ini. Penggunaan Bahasa Jawa oleh MC (Masters of Ceremony) dalam acara ini menunjukkan penerapan langsung dari pembelajaran bahasa Jawa di madrasah. MC yang menggunakan Bahasa Jawa dalam memandu acara tidak hanya memberikan kesan lokal dan tradisional, tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan keterampilan berbahasa Jawa yang telah dipelajari di kelas. Hal ini meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal serta memperkaya keterampilan berkomunikasi siswa dalam bahasa yang beragam.

Drs. Amir Ma’ruf, MA, salah satu guru Pendidikan Kewargannegaraan (PKn) menyampaikan bahwa dari simulasi ini para peserta didik memahami arti moderasi beragama dalam arti agama tidak lagi dipertentangkan dengan budaya, tetapi agama dan budaya menjadi kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dengan memperagakan prosesi pernikahan sesuai dengan tata cara Islam yang dipadukan dengan budaya, siswa tidak hanya mempraktikkan aspek keagamaan secara langsung, adab dan etika dalam pernikahan dalam Islam tetapi budaya. Ini sejalan dengan tujuan moderasi beragama, yaitu untuk mengembangkan sikap toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap nilai-nilai keagamaan.

Hal yang sama disampaikan oleh Warsito, S.Pd, yang menjadi fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamin (P2RA). Keterlibatan siswa dalam menyelenggarakan acara ini juga melibatkan keterampilan menggali potensi diri, dan potensi daerah, yang bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan misalnya Event Organizer. Siswa dapat menjadi penyelenggara yang terlibat dalam perencanaan, koordinasi, dan pelaksanaan acara. Mereka belajar tentang manajemen waktu, komunikasi tim, dan penyelesaian masalah secara praktis, yang merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam dunia event organizer atau penyelenggara acara.

Acara yang dipenuhi dengan tawa dan keceriaan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi para siswa dalam memahami pentingnya institusi pernikahan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. (Giant)

Top of Form

Bagikan pada...
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Beritahu tentang
guest

1 Comment
Terbaru
Terlama Suara Terbanyak
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
Imam Muttaqien, STP
Imam Muttaqien, STP
26 hari yang lalu

Alhamdulillah, pembelajaran yg luar biasa…👍👍👍

1
0
Silakan berkomentar, kami akan sangat menyukai pemikiran Anda...x
()
x